Rabu, 13 November 2013

Perilaku Buliying di sekolah SD

PEDOMAN OBSERVASI
TEMA : Perilaku bullying di sekolah SD
Tujuan :
1.    Mengamati perilaku bullying siswa kelas V SD yang biasa terjadi di dalam sekolah.
2.    Mengetahui perilaku bullying yang paling sering muncul pada siswa kelas V SD.
Jenis Observasi : Observasi Sistematik
Alat Observasi  : rating scale
Target Person :
      Siswa SD yang berdasarkan screening dari teman-temannya paling sering melakukan bullying terhadap teman-temannya.
Waktunya : Disaat jam pelajaran dan saat istirahat
Tinjauan Teori
Bentuk-bentuk Bullying
Sheras dan Tippin (2002, h. 36 – 48) mengatakan bahwa bentuk bullying dapat berupa bullying secara fisik, bullying secara verbal,  bullying secara sosial dan bullying secara seksual. Perilaku bullying secara fisik berupa menendang, memukul, mendorong dan tindakan penyerangan fisik yang lain. Bullying verbal contohnya adalah mencela, mengejek, memberi julukan yang merendahkan, mengancam dan membuat gosip. Bullying dalam bentuk sosial yaitu sengaja dijauhi, ditolak, diasingkan dan bercanda yang keterlaluan sedangkan bentuk bullying secara seksual  biasanya dialami oleh perempuan. Bentuknya berupa intimidasi dan rumor secara seksual yang disebarkan ke teman-teman, sentuhan yang tidak pantas, labeling seksual (“pelacur”). Pendapat yang sama diungkapkan Olweus (2004, h. 9) bahwa bullying itu berbentuk tindakan negatif secara fisik, verbal maupun psikologis. Tindakan negatif secara fisik berupa memukul, mendorong, menendang, mencubit dan bentuk penguasaan secara kontak fisik yang lain.  Tindakan verbal dapat berupa ancaman, ejekan, menggoda dan memanggil dengan nama julukan yang tidak disukai. Bentuk psikologis dari bullying yaitu raut wajah yang tidak menyenangkan, tidak memasukan dalam kegiatan kelompok atau menolak keterlibatan seseorang dalam kegiatan kelompok. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bangu (2007, h. 1) yang menyatakan bahwa bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal atau psikologis. Tindakan fisik muncul dalam aktivitas menonjok, memaksa, memukul, mendorong, mencekik, menendang, meninju, menggigit, mencubit, mencakar, meludahi, mencengkeram, merusak  properti pribadi, mengancam, menodong dengan senjata dan lain sebagainya. Tindakan verbal antara lain mengejek, menghina, mengolok-olok, menakuti lewat telepon, ancaman kekerasan, pemerasan, mencela, gosip, menyebarkan rumor, penghinaan ras, mengancam lewat alat komunikasi elektronik, pesan tanpa nama pengirim. Tindakan psikologis yakni tidak diikutsertakan seseorang dalam satu kelompok, mengucilkan, menyebarkan gosip, merusak hubungan, menghina pakaian yang di kenakan, memandang hina, menatap dengan agresif dan sebagainya.
Sejiwa (2008, h. 2) menyebutkan wujud bullying ada 3 (tiga) yaitu bullying fisik yang secara kasat mata bisa kita lihat karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya, misalnya menampar, menimpuk, menginjak kaki dan memalak. Kedua adalah bullying verbal yang juga bisa terdeteksi karena bisa ditangkap indra pendengaran kita, misalnya memaki, menghina, menjuluki dan menolak. Ketiga adalah bullying mental atau psikologis. Bentuk bullying ini yang paling berbahaya karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinnya. Contoh dari bullying psikologis adalah memandang sinis, mendiamkan, mengucilkan dan meneror lewat pesan pendek telepon genggam atau e-mail.
Bentuk-bentuk bullying seperti yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan ada 3 (tiga) hal yang utama yaitu bullying secara fisik, bullying secara verbal dan bullying secara psikologis atau nonverbal. Bullying fisik adalah tindakan berupa kontak fisik yang negatif seperti memukul, mendorong, menendang dan tindakan fisik negatif yang lain. Bentuk verbal berupa intimidasi, menjuluki, mengancam dan mengejek sedangkan bullying secara psikologis atau nonverbal yaitu menunjukkan raut wajah yang tidak menyenangkan, menolak keikutsertaan dalam kelompok, mengucilkan dan mendiamkan.
Rancangan Observasi :
Perilaku yang Muncul
1
2
3
4
5
Bullying fisik





-      Memukul





-      Mendorong





-      Menendang





-       





Bullying verbal





-      Intimidasi





-      Menjuluki





-      Mengancam





-      Mengejek





-       





Bullying psikologis





-      Raut wajah tdk menyenangkan





-      Menolak keikutsertaan





-      Mengucilkan





-      Mendiamkan





-       






Daftar Pustaka
Bangu, AE. 2007. Waspadai fenomena bullying di sekolah. www.batampos.co.id.
Olweus, Dan. 2004. Bullying at school. Australia : Blackwell publishing.
Sejiwa. 2008. Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta : Grasindo.
Sheras, P & Tippin, S. 2002. Your Child: Bully or Victim? Understanding and ending  schoolyard tyranny. USA : Skylight Press.






PEDOMAN WAWANCARA
TEMA : Perilaku bullying di SD
Tujuan :
1.    Mengetahui alasan seorang anak melakukan perilaku bullying
2.    Mengetahui latar belakang keluarga anak pelaku bullying
Bentuk Wawancara       : semi terstruktur
Jenis wawancara : wawancara pribadi
Target Person      :
      Siswa SD kelas V yang dari hasil observasi paling banyak melakukan perilaku bullying di sekolah
Waktunya            : saat jam istirahat

Tinjauan Teori
Bentuk-bentuk Bullying
Sheras dan Tippin (2002, h. 36 – 48) mengatakan bahwa bentuk bullying dapat berupa bullying secara fisik, bullying secara verbal,  bullying secara sosial dan bullying secara seksual. Perilaku bullying secara fisik berupa menendang, memukul, mendorong dan tindakan penyerangan fisik yang lain. Bullying verbal contohnya adalah mencela, mengejek, memberi julukan yang merendahkan, mengancam dan membuat gosip. Bullying dalam bentuk sosial yaitu sengaja dijauhi, ditolak, diasingkan dan bercanda yang keterlaluan sedangkan bentuk bullying secara seksual  biasanya dialami oleh perempuan. Bentuknya berupa intimidasi dan rumor secara seksual yang disebarkan ke teman-teman, sentuhan yang tidak pantas, labeling seksual (“pelacur”). Pendapat yang sama diungkapkan Olweus (2004, h. 9) bahwa bullying itu berbentuk tindakan negatif secara fisik, verbal maupun psikologis. Tindakan negatif secara fisik berupa memukul, mendorong, menendang, mencubit dan bentuk penguasaan secara kontak fisik yang lain.  Tindakan verbal dapat berupa ancaman, ejekan, menggoda dan memanggil dengan nama julukan yang tidak disukai. Bentuk psikologis dari bullying yaitu raut wajah yang tidak menyenangkan, tidak memasukan dalam kegiatan kelompok atau menolak keterlibatan seseorang dalam kegiatan kelompok. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bangu (2007, h. 1) yang menyatakan bahwa bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal atau psikologis. Tindakan fisik muncul dalam aktivitas menonjok, memaksa, memukul, mendorong, mencekik, menendang, meninju, menggigit, mencubit, mencakar, meludahi, mencengkeram, merusak  properti pribadi, mengancam, menodong dengan senjata dan lain sebagainya. Tindakan verbal antara lain mengejek, menghina, mengolok-olok, menakuti lewat telepon, ancaman kekerasan, pemerasan, mencela, gosip, menyebarkan rumor, penghinaan ras, mengancam lewat alat komunikasi elektronik, pesan tanpa nama pengirim. Tindakan psikologis yakni tidak diikutsertakan seseorang dalam satu kelompok, mengucilkan, menyebarkan gosip, merusak hubungan, menghina pakaian yang di kenakan, memandang hina, menatap dengan agresif dan sebagainya.
Sejiwa (2008, h. 2) menyebutkan wujud bullying ada 3 (tiga) yaitu bullying fisik yang secara kasat mata bisa kita lihat karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya, misalnya menampar, menimpuk, menginjak kaki dan memalak. Kedua adalah bullying verbal yang juga bisa terdeteksi karena bisa ditangkap indra pendengaran kita, misalnya memaki, menghina, menjuluki dan menolak. Ketiga adalah bullying mental atau psikologis. Bentuk bullying ini yang paling berbahaya karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinnya. Contoh dari bullying psikologis adalah memandang sinis, mendiamkan, mengucilkan dan meneror lewat pesan pendek telepon genggam atau e-mail.
Bentuk-bentuk bullying seperti yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan ada 3 (tiga) hal yang utama yaitu bullying secara fisik, bullying secara verbal dan bullying secara psikologis atau nonverbal. Bullying fisik adalah tindakan berupa kontak fisik yang negatif seperti memukul, mendorong, menendang dan tindakan fisik negatif yang lain. Bentuk verbal berupa intimidasi, menjuluki, mengancam dan mengejek sedangkan bullying secara psikologis atau nonverbal yaitu menunjukkan raut wajah yang tidak menyenangkan, menolak keikutsertaan dalam kelompok, mengucilkan dan mendiamkan.
Daftar Pertanyaan :
Pembentukkan rapport : pertanyaan yang situasional atau disesuaikan dengan kondisi anak disaat wawancara yang diawali dengan berbincang secara bebas.
Daftar pertanyaan untuk menjalin rapport :
1.    Bagaimana suasana belajar di kelas tadi ? Menyenangkan atau tidak?
2.    Rumahmu dimana? Punya adik atau tidak ?
3.    Kalau sedang istirahat seperti ini, kegiatan apa yang senang dilakukan bersama teman-teman ?
4.    Waktu tadi bermain dengan si A, saya melihat anda (panggilan bisa lebih informal dengan memanggil nama sebenarnya atau ungkapan lain yang lebih familiar) menendang dia. Mengapa anda melakukan itu ?
Daftar pertanyaan inti :
1.    Mengapa kamu suka memukul / mendorong / menendang temanmu ?
2.    Pernah atau tidak selama sehari kamu tidak memukul / mendorong / menendang temanmu?
3.    Bagaimana rasanya setelah kamu memukul / mendorong / menendang temanmu?
4.    Apakah kamu pernah memanggil temanmu tidak dengan nama yang sebenarnya ? Bila pernah, mengapa kamu melakukan hal itu ?
5.    Bila temanmu tidak mau meminjami kamu alat tulisnya, apakah kamu akan mengancam dia ?
6.    Mengapa kamu sering mengejek salah satu temanmu ?
7.    Mengapa kamu selalu tidak mau menerima temanmu (orang tertentu) sebagai anggota kelompokmu ?
8.    Mengapa kamu tidak pernah mengajak temanmu (orang tertentu) untuk bermain bersama kamu ?
9.    Mengapa disaat tadi temanmu menyapa dan mengajak bicara denganmu, kamu diam saja ?
10. Coba ceritakan tentang keluargamu di rumah (ayah, ibu dan saudara) !
11. Bila kamu butuh bantuan di rumah, siapa yang pertama kali kamu minta untuk membantumu ?
12. Apakah keluargamu sering berkumpul bersama atau mengadakan kegiatan bersama seluruh anggota keluarga ?
13. Bila kamu meminta sesuatu kepada orangtua, apakah langsung dipenuhi ?
14. Ceritakan apa yang paling kamu sukai dari ayah, ibu dan saudaramu ?
15. Ceritakan apa yang paling kamu tidak sukai dari ayah, ibu dan saudaramu ?

Daftar Pustaka
Bangu, AE. 2007. Waspadai fenomena bullying di sekolah. www.batampos.co.id.
Olweus, Dan. 2004. Bullying at school. Australia : Blackwell publishing.
Sejiwa. 2008. Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta : Grasindo.
Sheras, P & Tippin, S. 2002. Your Child: Bully or Victim? Understanding and ending  schoolyard tyranny. USA : Skylight Press.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar