PEDOMAN
OBSERVASI
TEMA
:
Perilaku bullying di sekolah SD
Tujuan :
1.
Mengamati perilaku bullying siswa kelas V SD
yang biasa terjadi di dalam sekolah.
2. Mengetahui
perilaku bullying yang paling sering muncul pada siswa kelas V SD.
Jenis
Observasi : Observasi Sistematik
Alat
Observasi : rating scale
Target
Person :
Siswa SD yang berdasarkan screening dari
teman-temannya paling sering melakukan bullying terhadap teman-temannya.
Waktunya : Disaat jam pelajaran dan saat istirahat
Tinjauan
Teori
Bentuk-bentuk Bullying
Sheras
dan Tippin (2002, h. 36 – 48) mengatakan bahwa bentuk bullying dapat berupa bullying
secara fisik, bullying secara
verbal, bullying secara sosial dan bullying
secara seksual. Perilaku bullying secara
fisik berupa menendang, memukul, mendorong dan tindakan penyerangan fisik yang
lain. Bullying verbal contohnya
adalah mencela, mengejek, memberi julukan yang merendahkan, mengancam dan
membuat gosip. Bullying dalam bentuk
sosial yaitu sengaja dijauhi, ditolak, diasingkan dan bercanda yang keterlaluan
sedangkan bentuk bullying secara
seksual biasanya dialami oleh perempuan.
Bentuknya berupa intimidasi dan rumor secara seksual yang disebarkan ke
teman-teman, sentuhan yang tidak pantas, labeling seksual (“pelacur”). Pendapat
yang sama diungkapkan Olweus (2004, h. 9) bahwa bullying itu berbentuk tindakan negatif secara fisik, verbal maupun
psikologis. Tindakan negatif secara fisik berupa memukul, mendorong, menendang,
mencubit dan bentuk penguasaan secara kontak fisik yang lain. Tindakan verbal dapat berupa ancaman, ejekan,
menggoda dan memanggil dengan nama julukan yang tidak disukai. Bentuk
psikologis dari bullying yaitu raut
wajah yang tidak menyenangkan, tidak memasukan dalam kegiatan kelompok atau
menolak keterlibatan seseorang dalam kegiatan kelompok. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bangu (2007, h. 1)
yang menyatakan bahwa bullying dapat
berupa tindakan fisik, verbal atau psikologis. Tindakan fisik muncul dalam
aktivitas menonjok, memaksa, memukul, mendorong, mencekik, menendang, meninju,
menggigit, mencubit, mencakar, meludahi, mencengkeram, merusak properti
pribadi, mengancam, menodong dengan senjata dan lain sebagainya. Tindakan
verbal antara lain mengejek, menghina, mengolok-olok, menakuti lewat telepon,
ancaman kekerasan, pemerasan, mencela, gosip, menyebarkan rumor, penghinaan
ras, mengancam lewat alat komunikasi elektronik, pesan tanpa nama pengirim.
Tindakan psikologis yakni tidak diikutsertakan seseorang dalam satu kelompok,
mengucilkan, menyebarkan gosip, merusak hubungan, menghina pakaian yang di
kenakan, memandang hina, menatap dengan agresif dan sebagainya.
Sejiwa (2008, h. 2)
menyebutkan wujud bullying ada 3
(tiga) yaitu bullying fisik yang
secara kasat mata bisa kita lihat karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya, misalnya
menampar, menimpuk, menginjak kaki dan memalak. Kedua adalah bullying verbal
yang juga bisa terdeteksi karena bisa ditangkap indra pendengaran kita,
misalnya memaki, menghina, menjuluki dan menolak. Ketiga adalah bullying mental atau psikologis. Bentuk bullying ini yang paling berbahaya
karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas
mendeteksinnya. Contoh dari bullying
psikologis adalah memandang sinis, mendiamkan, mengucilkan dan meneror lewat
pesan pendek telepon genggam atau e-mail.
Bentuk-bentuk bullying seperti yang diungkapkan di
atas dapat disimpulkan ada 3 (tiga) hal yang utama yaitu bullying secara fisik, bullying
secara verbal dan bullying secara
psikologis atau nonverbal. Bullying
fisik adalah tindakan berupa kontak fisik yang negatif seperti memukul,
mendorong, menendang dan tindakan fisik negatif yang lain. Bentuk verbal berupa
intimidasi, menjuluki, mengancam dan mengejek sedangkan bullying secara psikologis atau nonverbal yaitu menunjukkan raut
wajah yang tidak menyenangkan, menolak keikutsertaan dalam kelompok,
mengucilkan dan mendiamkan.
Rancangan
Observasi :
Perilaku yang
Muncul
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Bullying
fisik
|
|||||
-
Memukul
|
|||||
-
Mendorong
|
|||||
-
Menendang
|
|||||
-
|
|||||
Bullying
verbal
|
|||||
-
Intimidasi
|
|||||
-
Menjuluki
|
|||||
-
Mengancam
|
|||||
-
Mengejek
|
|||||
-
|
|||||
Bullying
psikologis
|
|||||
-
Raut wajah tdk menyenangkan
|
|||||
-
Menolak keikutsertaan
|
|||||
-
Mengucilkan
|
|||||
-
Mendiamkan
|
|||||
-
|
Daftar
Pustaka
Olweus,
Dan. 2004. Bullying at school.
Australia : Blackwell publishing.
Sejiwa. 2008. Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak.
Jakarta : Grasindo.
Sheras, P & Tippin, S. 2002. Your Child: Bully or Victim? Understanding
and ending schoolyard tyranny. USA :
Skylight Press.
PEDOMAN
WAWANCARA
TEMA
:
Perilaku bullying di SD
Tujuan
:
1. Mengetahui
alasan seorang anak melakukan perilaku bullying
2.
Mengetahui latar belakang keluarga anak
pelaku bullying
Bentuk
Wawancara : semi
terstruktur
Jenis
wawancara : wawancara
pribadi
Target
Person :
Siswa SD kelas V yang dari hasil
observasi paling banyak melakukan perilaku bullying di sekolah
Waktunya : saat jam istirahat
Tinjauan
Teori
Bentuk-bentuk Bullying
Sheras dan Tippin
(2002, h. 36 – 48) mengatakan bahwa bentuk bullying
dapat berupa bullying secara fisik, bullying secara verbal, bullying
secara sosial dan bullying secara
seksual. Perilaku bullying secara
fisik berupa menendang, memukul, mendorong dan tindakan penyerangan fisik yang
lain. Bullying verbal contohnya
adalah mencela, mengejek, memberi julukan yang merendahkan, mengancam dan membuat
gosip. Bullying dalam bentuk sosial
yaitu sengaja dijauhi, ditolak, diasingkan dan bercanda yang keterlaluan
sedangkan bentuk bullying secara
seksual biasanya dialami oleh perempuan.
Bentuknya berupa intimidasi dan rumor secara seksual yang disebarkan ke
teman-teman, sentuhan yang tidak pantas, labeling seksual (“pelacur”). Pendapat
yang sama diungkapkan Olweus (2004, h. 9) bahwa bullying itu berbentuk tindakan negatif secara fisik, verbal maupun
psikologis. Tindakan negatif secara fisik berupa memukul, mendorong, menendang,
mencubit dan bentuk penguasaan secara kontak fisik yang lain. Tindakan verbal dapat berupa ancaman, ejekan,
menggoda dan memanggil dengan nama julukan yang tidak disukai. Bentuk
psikologis dari bullying yaitu raut
wajah yang tidak menyenangkan, tidak memasukan dalam kegiatan kelompok atau
menolak keterlibatan seseorang dalam kegiatan kelompok. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bangu (2007, h. 1)
yang menyatakan bahwa bullying dapat
berupa tindakan fisik, verbal atau psikologis. Tindakan fisik muncul dalam
aktivitas menonjok, memaksa, memukul, mendorong, mencekik, menendang, meninju,
menggigit, mencubit, mencakar, meludahi, mencengkeram, merusak properti
pribadi, mengancam, menodong dengan senjata dan lain sebagainya. Tindakan
verbal antara lain mengejek, menghina, mengolok-olok, menakuti lewat telepon,
ancaman kekerasan, pemerasan, mencela, gosip, menyebarkan rumor, penghinaan
ras, mengancam lewat alat komunikasi elektronik, pesan tanpa nama pengirim.
Tindakan psikologis yakni tidak diikutsertakan seseorang dalam satu kelompok,
mengucilkan, menyebarkan gosip, merusak hubungan, menghina pakaian yang di
kenakan, memandang hina, menatap dengan agresif dan sebagainya.
Sejiwa (2008, h. 2)
menyebutkan wujud bullying ada 3
(tiga) yaitu bullying fisik yang
secara kasat mata bisa kita lihat karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya, misalnya
menampar, menimpuk, menginjak kaki dan memalak. Kedua adalah bullying verbal
yang juga bisa terdeteksi karena bisa ditangkap indra pendengaran kita,
misalnya memaki, menghina, menjuluki dan menolak. Ketiga adalah bullying mental atau psikologis. Bentuk bullying ini yang paling berbahaya
karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas
mendeteksinnya. Contoh dari bullying
psikologis adalah memandang sinis, mendiamkan, mengucilkan dan meneror lewat
pesan pendek telepon genggam atau e-mail.
Bentuk-bentuk bullying seperti yang diungkapkan di
atas dapat disimpulkan ada 3 (tiga) hal yang utama yaitu bullying secara fisik, bullying
secara verbal dan bullying secara
psikologis atau nonverbal. Bullying
fisik adalah tindakan berupa kontak fisik yang negatif seperti memukul,
mendorong, menendang dan tindakan fisik negatif yang lain. Bentuk verbal berupa
intimidasi, menjuluki, mengancam dan mengejek sedangkan bullying secara psikologis atau nonverbal yaitu menunjukkan raut
wajah yang tidak menyenangkan, menolak keikutsertaan dalam kelompok,
mengucilkan dan mendiamkan.
Daftar
Pertanyaan :
Pembentukkan rapport :
pertanyaan yang situasional atau disesuaikan dengan kondisi anak disaat
wawancara yang diawali dengan berbincang secara bebas.
Daftar pertanyaan untuk
menjalin rapport :
1.
Bagaimana suasana belajar di kelas tadi ?
Menyenangkan atau tidak?
2.
Rumahmu dimana? Punya adik atau tidak ?
3.
Kalau sedang istirahat seperti ini, kegiatan
apa yang senang dilakukan bersama teman-teman ?
4. Waktu
tadi bermain dengan si A, saya melihat anda (panggilan bisa lebih informal
dengan memanggil nama sebenarnya atau ungkapan lain yang lebih familiar) menendang
dia. Mengapa anda melakukan itu ?
Daftar pertanyaan inti :
1. Mengapa
kamu suka memukul / mendorong / menendang temanmu ?
2. Pernah
atau tidak selama sehari kamu tidak memukul / mendorong / menendang temanmu?
3. Bagaimana
rasanya setelah kamu memukul / mendorong / menendang temanmu?
4. Apakah
kamu pernah memanggil temanmu tidak dengan nama yang sebenarnya ? Bila pernah,
mengapa kamu melakukan hal itu ?
5. Bila
temanmu tidak mau meminjami kamu alat tulisnya, apakah kamu akan mengancam dia
?
6. Mengapa
kamu sering mengejek salah satu temanmu ?
7. Mengapa
kamu selalu tidak mau menerima temanmu (orang tertentu) sebagai anggota
kelompokmu ?
8. Mengapa
kamu tidak pernah mengajak temanmu (orang tertentu) untuk bermain bersama kamu
?
9. Mengapa
disaat tadi temanmu menyapa dan mengajak bicara denganmu, kamu diam saja ?
10. Coba
ceritakan tentang keluargamu di rumah (ayah, ibu dan saudara) !
11. Bila
kamu butuh bantuan di rumah, siapa yang pertama kali kamu minta untuk
membantumu ?
12. Apakah
keluargamu sering berkumpul bersama atau mengadakan kegiatan bersama seluruh
anggota keluarga ?
13. Bila
kamu meminta sesuatu kepada orangtua, apakah langsung dipenuhi ?
14. Ceritakan
apa yang paling kamu sukai dari ayah, ibu dan saudaramu ?
15. Ceritakan
apa yang paling kamu tidak sukai dari ayah, ibu dan saudaramu ?
Daftar
Pustaka
Olweus,
Dan. 2004. Bullying at school.
Australia : Blackwell publishing.
Sejiwa. 2008. Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak.
Jakarta : Grasindo.
Sheras, P & Tippin, S. 2002. Your Child: Bully or Victim? Understanding
and ending schoolyard tyranny. USA :
Skylight Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar